Kota Sangatta Waduh-haduh Debunya

Kota kecil yang baru-baru aja jadi kayak kota kendaraan roda empat apalagi roda duanya yang mulai padat menandakan meningkatnya jumlah penduduk beserta perekonomia penduduknya juga.Kota tambang yang terkenal sebagai tambang batubara terbesar di Indonesia ini ternyata tidak cukup nyaman untuk menjaditempat tinggal yang sehat, masalahnya jika sudah panas terik debu di jalan raya bertebaran kemana-mana, tebal kayak debu tambang dan belum ada penanganan yang cukup berarti. Masalah debu ini mungkin saja banyak yang menganggap hal yang biasa, tetapi hal ini lama-kelamaan akan menjadi hal yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat Sangatta secara keseluruhan. Dapat dibayangkan ketika masyarakat membawa anak-anak mereka yang masih balita ke jalan dengan kondisi penuh debu maka si anak akan menghirup debu yang mungkin saja ada banyak penyakit di sana, selain bibit-bibit penyakit debu juga dapat mengakibatkan gangguan pernafasan yang parah. Tidak hanya di jalan,  bahkan debu-debu itu bertebaran sangat jauh hingga rumah-rumah peduduk di Sangatta. Coba saja tanya kebeberapa penduduk di  rumah mereka masing-masing, berapa lama rumah mereka akan bebas dari debu setelah mereka membersihkannya? 3 hari? 2 hari? 1 hari? mungkin banyak yang akan menjawab kurang  dari 12 jam saja.

Yang menjadi pertanyaan, apakah penyebab dari banyaknya debu di Sangatta? Menurut analisa saya yang menjadi penyebab banyaknya debu ada beberapa hal.
Yang Pertama, masih kurangnya fasilitas jalan yang di aspal/ concrate untuk jalan / gang-gang di Sangatta, ini merupakan PR untuk pemerintahan Kutai Timur untuk memfasilitasinya.
Yang Kedua, banyaknnya kendaraan tambang yang lalu-lalang di Sangatta sehingga tanah-tanah dari tambang banyak berjatuhan di jalan. Masalah yang ini diharak untuk banyak pihak menjaga atau paling tidak mengurangi terjadinya hal ini baik dari pengelola tambang, masyarakat dan dari pemerintah sendiri.
Yang ketiga, kondisi jalan yang banyak berlubang ditambah parah dengan menimbun lubang di jalan dengan tanah. Seperti kasus yang Pertama ini merupakan tanggung jawab pemerintahan Kutai timur yang menjadikan Sangatta sebagai Ibukota kabupatennya.
Yang Keempat, silakan ditambahin lagi jika ada yang lain menurut analisa Anda.
Yang terakhir, Saya pribadi berharap hal ini bukan hanya menjadi wacana, tetapi ada tindak lanjut dari semua pihak Mungkin bisa dimulai dari jajaran pemerintahan Kutai Timur kemudian dari para pengelola/ pengusaha tambang dan juga dari masyarakat Sangatta sendiri untuk menangani masalah ini.








Get My PornBlocker Here